Jangan buang kaleng di rumah Anda. Daur ulang sebagai antena wireless murah meriah.
Konsep
dasar gaya hidup hijau, yakni reuse, refill, dan recycle, juga berlaku
di dunia teknologi informasi. Hal ini dibuktikan oleh Muhammad
Salahuddien Manggalany atau yang akrab dipangil Didin atau Pataka. Didin
mendaur ulang kaleng menjadi antena wireless LAN. Awalnya memang
isengiseng sebagai wadah eksperimental, namun kini, bisnis ini telah
menjadi lahan baru yang cukup menjanjikan.
Sebenarnya isitilah
antena kaleng bukan penyebutan yang benar. Sebab, kaleng dalam
keseluruhan antena ini, hanya berfungsi sebagai balancing saja.Didin
menganalogikan dengan antena helical pada HT yang sebenarnya hanya
balancing, bukan antena.
Didin mulai menekuni
bisnis pembuatan antena kaleng sejak tahun 2002. Awalnya, Didin yang
melakukan bersama Bino Utomo ini, menggunakan kaleng susu anaknya
sebagai bahan eksperimen. Sayang sekali, saat itu spectrum analyzer
susah dicari sehingga Didin dan Bino tidak bisa menganalisis performance
antena kaleng buatan sendiri.
Mereka hanya menganalisis
berdasarkan jarak jangkauan dan stabilitas koneksi saja. Sedangkan
signaling tidak bisa dianalisis tanpa tool. Jadi, saat itu tidak
diperoleh data kebocoran sinyal, adanya spletter ke frekuensi lain, dan
lain sebagainya.
Lambat laun, Didin mulai menganalisis sendiri
berdasarkan trial and error. Dan berhasil menemukan beberapa titik
kritis dalam pembuatan antena kaleng. Misalnya, antena kaleng itu
umumnya punya sudut pancaran (beamwidth) 15 derajat. Hal ini diketahui
dengan membandingkan sudut pancaran signal antena jadi.
Didin
juga memanfaatkan secara maksimal panduan-panduan mengenai antena
wireless yang ada di Internet.Tak jarang Didin mencari orang yang
dianggap pakar untuk diajak berdiskusi.
Dari hasil trial and
error, diskusi, mencoba lagi, eksperimen, dan panduan di Internet, Didin
akhirnya menemukan cara optimal merakit antena kaleng.
Cara-cara
optimal tersebut meliputi perhitungan ideal, teknis pemasangan, hingga
mekanisme pointing yang benar. Hasilnya, antena kaleng buatan Didin
berani diadu dengan antena wireless orisinal.
Saat sudah
menemukan teknik ideal perakitan antena kaleng, terjadi hal yang
menguntungkan di dunia Internet Indonesia. Yakni tren layanan baru
Internet Service Provider (ISP) yang menyediakan aplikasi wireless mulai
marak. Di samping itu, banyak ISP yang mengubah topologinya dengan misi
mendekatkan diri ke konsumen. Yakni konfigurasi dan topologi jaringan
wireless LAN outdoor low range dengan maximum density.
“Maksudnya,”
lanjut Didin, “ISP mendirikan Base Transmission Station (BTS) baru di
sekitar konsentrasi kliennya, dengan jangkauan rendah (sekitar 1-2 km)
untuk menjangkau pelanggan yang terkonsentrasi di daerah tersebut.”
Teknik Pemasangan
Pembuatan
antena kaleng sendiri melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah
pembuatan antena kaleng itu sendiri. Dilanjutkan dengan pemasangan dan
pointing. Panduan langkah demi langkah pembuatan antena kaleng kami
sertakan dalam boks khusus di akhir artikel ini. Panduan tersebut dibuat
khusus untuk PC Media. Dan diperagakan oleh dua orang staf Didin, yakni
Andi Fauzi Firdaus dan Erwan Noor.
Ada beberapa hal yang perlu
dipahami sebelum melakukan instalasi. Yakni, gunakan perhitungan Link
Budget Calculator dari http://www.satsig.net/link-budget.htm. Dan untuk
kalkulasi site survey menggunakan situs
http://www.cplus.org/rmw/english1.html.
Setelah terpasang dan
sudah di-pointing, bandingkan gain antena wave guide dengan antena
existing link yang sudah ada. Pasang antena di tower atau pipa kemudian
lakukan pointing sampai maksimal dan siap digunakan.
Jangan lupa,
perhatikan cuaca untuk keselamatan antena dan radio. Jangan pernah
melakukan pointing saat mendung, apalagi hujan. Baik di lokasi
pemasangan atau di ISP yang hendak dituju. Bagaimanapun, antena wave
LAN, baik kaleng atau orisinal, masih sensitif terhadap cuaca.
Beragam Bentuk Berbeda Cara
Ada
perangkat radio yang sudah memiliki mini HUB di dalamnya. Seperti
produk Iconnect. Namun, ada juga yang masih konektornya UTP biasa,
seperti produk Compex, Senao, Planet, dan lain sebagainya.
Untuk
perangkat radio yang sudah memiliki mini HUB atau mini router atau NAT
gateway, bisa langsung dipasang ke komputer pengguna, tanpa melewati
router lagi. Namun, jika model perangkat radio yang dipasang masih tipe
bridging biasa, dibutuhkan router. Terutama jika koneksi hendak di-share
ke beberapa klien.
Namun jika hanya untuk satu single user, bisa
langsung dipasang melalui ethernet card. Menurut Didin, ISP di
Indonesia umumnya memilih produk yang sudah memiliki router atau NAT
gateway. Sebab, selain lebih mudah pengaturan atau setting-nya, juga
topologinya lebih fleksibel.
Setelah siap dipasang, tinggal
pointing untuk mencapai sinyal dari ISP. Menurut Didin, antena yang
sudah dirakit dengan cara seperti ini bisa menjangkau 1 hingga 2 km.
Untung Wafer
Sayangnya,
Didin yang juga menjadi Dewan Presidium IndoWLI (komunitas pegiat
wireless Indonesia) ini belum tertarik menjadikan bisnis antena kaleng
sebagai usaha dalam skala besar. Dengan entengnya, Didin mengaku bahwa
sering kali dia mengerjakan antena kaleng hanya memperoleh keuntungan
berupa wafer yang dimakan karena kalengnya hendak digunakan sebagai
bahan utama antena.
Naluri bisnis Didin yang rendah, muncul
karena alasan idealis. Menurut Didin, “Membuat antena kaleng itu
dasarnya cuma eksperimen dan hobi. Selain mengajak orang supaya jadi
pintar.” Didin, khususnya dalam penyediaan jasa pembuatan antena kaleng,
sebenarnya hanya melayani kalangan pengguna yang suka eksperimen, bukan
komersial murni. Dan ongkos pengerjaan pun disebutnya sebagai “biaya
kemalasan” orang yang tidak mau eksperimen sendiri atau masih takut
mengambil risiko peralatan radio.
Sering kali orang datang ke
Didin membawa material sendiri. Di tempat Didin, mereka meminjam
peralatan yang relatif lengkap dan meminta supervisi saja. Jangankan
menerima ongkos, Didin malah lebih sering harus menyediakan suguhan
kepada para tamu yang seperti ini. Namun dia tidak keberatan. Sebab,
klien tipe seperti ini kebanyakan adalah mahasiswa dan teman-teman
sendiri.
Ke depannya, Didin tidak berharap banyak dari bisnis
yang semestinya sangat prospektif ini. Pria yang masih menjalani kuliah
di Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang ini, hanya berharap
semakin banyak orang mencoba dan berani menggunakan antena buatan
sendiri. Secara bisnis, Didin masih banyak menerima pendapatan dari
penjualan antena orisinal. Apalagi perusahaan Lintas Langit yang
dikelolanya juga menjadi reseller beberapa produk antena impor. Baik
dari Eropa, Cina, ataupun Taiwan. Namun, nama Didin lebih dikenal
sebagai perakit antena kaleng daripada sebagai reseller
antena impor.
Didin
juga melayani banyak permintaan pesanan dari luar kota, bahkan luar
pulau. Saat diwawancarai, Didin tengah membuat beberapa antena kaleng
pesanan dari pengguna di Pontianak dan Pekan Baru.
Bahkan di
Malang, banyak warung Internet menggunakan antena kaleng buatan Didin
untuk menghemat investasi perangkat. Warung Internet menggunakan antena
kaleng untuk berhubungan dengan ISP, atau menghubungkan beberapa warung
Internet dalam satu grup. Hampir semua ISP, memang tidak keberatan jika
klien menggunakan antena kaleng. Sebab, yang terpenting adalah
koneksinya, bukan fisiknya.
Namanya juga perakit antena, untuk
suvenir sahabat pun Didin memberi sebuah antena kaleng buatannya
sendiri. Berbeda dengan antena lain yang dibuat apa adanya, antena
khusus hadiah ini diberi banyak polesan. Misalnya dilapisi antikarat,
diberi tutup yang cantik, dan dudukan antena yang bagus. Tidak kalah
kemasannya dengan antena biasa.
Jadi sekarang ada dua pilihan
bagi kita. Membisniskan antena kaleng, atau menjadi penggunanya. Yang
jelas, kita tahu sekarang, mengapa begitu banyak kaleng susu dan wafer
di atas rumah tetangga.
CARA PEMBUATAN ANTENA KALENG
1.
Pertama, siapkan peralatan dan bahan-bahan. Mulai bor, penggaris, hingga
kaleng bekas dengan profil dimensi yang sesuai. Dalam contoh yang
diperagakan, digunakan kaleng bekas Quaker Outmeal. Kaleng ini setara
dengan kaleng susu instan ukuran 400 gr, Twister Stick Snack, atau
kaleng buah produk Cina.
Kemudian, kaleng dibersihkan dan
diratakan mulutnya agar tidak melukai tangan. Pastikan kaleng sudah
bersih dan kering sebelum masuk ke tahap berikutnya. 1
2.
Dilanjutkan dengan pengukuran diameter dan tinggi kaleng. Masukkan
ukurannya dalam rumus untuk menentukan titik wave guide dan
penguatannya. Rumus bisa dilihat di situs pada akhir artikel ini.
Siapkan
konektor N Female Panel Mount dan membuat wave guide sesuai hasil
kalkulasi dimensi kaleng dan frekuensi yang telah diperoleh sebelumnya
dari rumus.
3. Ukur lokasi dari dasar kaleng dan bor titik wave guide. Kemudian buat lubang baut dudukan konektor N Female Panel Mount.
Tahap
berikutnya adalah perkabelan. Kupas inner tembaga kabel CNT/LMR-200
yang memiliki nilai resistansi 50 Ohm untuk wave guide. Lanjutkan dengan
menyambung kabel inner Wave Guide ke konektor N Female Panel Mount.
Panjang
kabel jumper adalah kelipatannya hasil yang diperolehdari rumus:
berdasarkan rumus (3 x 108 (rambatan sinyal di udara)/frekuensi dalam
khz) x 0,92 (koefisien kabel).
Sedangkan loss akibat kabel dihitung berdasar situs www.swisswireless.org/wlan_calc_en.html.
4.
Pasang wave guide yang sudah tersolder di ke lubang di kaleng. Eratkan
baut konektor ke kaleng. Jangan lupa untuk segera menutup dengan rubber
silicon sebagai pelindung dari kebocoran air dan mencegah terjadinya
karat pada konektor.
Bor dasar kaleng untuk memasang clamp
mounting ke tower atau dudukan antena. Solusi lain, bisa juga
menggunakan besi plat untuk stang kaleng. Intinya, kaleng bisa
ditempelkan kuat ke tower atau tiang tanpa kesulitan. Tentu saja, wave
guide tidak boleh bergeser atau bergerak ke titik yang lain.
5.
Potong kabel RG-8 9913/CNT/LMR-400 yang memiliki nilai resistansi 50 Ohm
untuk jumper dengan panjang kelipatan 11,5 cm. Perhatikan situs
referensi untuk melihat rumus perhitungan cable balancing.
Pasangkan konektor N Male atau N Female ke jumper. Lalu lindungi sambungan konektor dengan rubber silicon.
Setelah
terpasang kuat, baru masuk tahap finishing, yakni pemasangan tutup
depan kaleng. Tutup depan ini perlu diperhatikan bahannya, tidak dari
bahan metal. Jadi bisa plastik atau PVC. Kemudian semua celah diberi
silicon gel, untuk penahan air. Lalu dimulailah pengecatan bodi kaleng
sesuai selera.
6. Setelah terangkai semua dengan kuat dan enak
dilihat, maka antena kaleng siap dipasang. Ada dua cara pemasangan
antena kaleng ini. Keduanya tidak jauh berbeda dengan pemasangan antena
wave LAN biasa. Kedua cara ini tergantung pada jenis perangkat radio
yang digunakan.
Ada perangkat yang langsung ke komputer, ada juga
yang membutuhkan router. Setelah terpasang, uji coba antena dengan
teknik War Driving. Teknik ini menggunakan software Site Survey seperti
Netstumbler.